Judul Proposal Penelitian

Kamis, 08 November 2018

Ancaman bagi orang munafik

ANCAMAN BAGI MUNAFIQQUN

1. Tanda orang orang munafiq menurut menurut Rasulullah SAW. Bisa muslim atau non muslim

ﺁﻳَﺔُ ﺍﻟْﻤُﻨَﺎﻓِﻖِ ﺛَﻠَﺎﺙ ﺇِﺫَﺍ ﺣَﺪَّﺙَ ﻛَﺬَﺏَ، ﻭَ ﺇِﺫَﺍ ﻭَﻋَﺪَ ﺃَﺧْﻠَﻒَ، ﻭَ ﺇِﺫَﺍ
ﺍﺅْﺗُﻤِﻦَ ﺧَﺎﻥَ

“Tanda orang munafik itu tiga apabila ia berucap
berdusta, jika membuat janji berdusta, dan jika
dipercayai mengkhianati” 
(HR Al-Bukhari, Kitab Iman, Bab Tanda-tanda Orang Munafik, no. 33 dan Muslim, Kitab Iman, Bab Penjelasan Sifat-Sifat Orang Munafik, no. 59).

Menurut riwayat lain,
ﻭِ ﺇِﻥْ ﺻَﺎﻡَ ﻭَ ﺻَﻠَّﻰ ﻭَ ﺯَﻋَﻢَ ﺃَﻧُّﻪ ﻣُﺴْﻠِﻢٍ

“Dan apabila ia mengerjakan puasa dan shalat, ia menyangka bahwa dirinya seorang muslim” 
(HR Muslim, Kitab Iman, Bab Penjelasan Sifat-Sifat Orang Munafik, no. 59).

2. Balasan orang munafiq yang mengambil orang orang kafir menjadi teman penolong dengan mengkesampingkan orang beriman.

Firman Allah ta’ala surat An-Nisaa Ayat 138 – 140:

ﺑَﺸِّﺮِ ﺍﻟْﻤُﻨَﺎﻓِﻘِﻴﻦَ ﺑِﺄَﻥَّ ﻟَﻬُﻢْ ﻋَﺬَﺍﺑًﺎ ﺃَﻟِﻴﻤًﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﺘَّﺨِﺬُﻭﻥَ ﺍﻟْﻜَﺎﻓِﺮِﻳﻦَ ﺃَﻭْﻟِﻴَﺎﺀ ﻣِﻦ ﺩُﻭﻥِ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﺃَﻳَﺒْﺘَﻐُﻮﻥَ ﻋِﻨﺪَﻫُﻢُ ﺍﻟْﻌِﺰَّﺓَ ﻓَﺈِﻥَّ ﺍﻟﻌِﺰَّﺓَ ﻟِﻠّﻪِ ﺟَﻤِﻴﻌًﺎ
ﻭَﻗَﺪْ ﻧَﺰَّﻝَ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ ﺃَﻥْ ﺇِﺫَﺍ ﺳَﻤِﻌْﺘُﻢْ ﺁﻳَﺎﺕِ ﺍﻟﻠّﻪِ ﻳُﻜَﻔَﺮُ ﺑِﻬَﺎ
ﻭَﻳُﺴْﺘَﻬْﺰَﺃُ ﺑِﻬَﺎ ﻓَﻼَ ﺗَﻘْﻌُﺪُﻭﺍْ ﻣَﻌَﻬُﻢْ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺨُﻮﺿُﻮﺍْ ﻓِﻲ ﺣَﺪِﻳﺚٍ ﻏَﻴْﺮِﻩِ ﺇِﻧَّﻜُﻢْ ﺇِﺫًﺍ ﻣِّﺜْﻠُﻬُﻢْ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠّﻪَ ﺟَﺎﻣِﻊُ ﺍﻟْﻤُﻨَﺎﻓِﻘِﻴﻦَ ﻭَﺍﻟْﻜَﺎﻓِﺮِﻳﻦَ ﻓِﻲ ﺟَﻬَﻨَّﻢَ ﺟَﻤِﻴﻌًﺎ

Artinya : “Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih
(yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang
kafir menjadi teman-teman penolong dengan
meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka
mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka
Sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu
mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-
olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki
pembicaraan yang lain. karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan
mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan
semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam.” (QS. An Nisaa : 138 – 140)

Ibnu Katsir mengatakan bahwa makna dari firman
Allah swt ﺑَﺸِّﺮِ ﺍﻟْﻤُﻨَﺎﻓِﻘِﻴﻦَ ﺑِﺄَﻥَّ ﻟَﻬُﻢْ ﻋَﺬَﺍﺑًﺎ ﺃَﻟِﻴﻤًﺎ “Kabarkanlah
kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih” yaitu bahwa orang-orang munafik yang memiliki sifat:
(1) beriman kemudian kafir maka hati mereka tertutup
kemudian Allah mensifatkan bahwa mereka adalah orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai pelindung dengan meninggalkan orang-orang
beriman artinya bahwa mereka (orang-orang munafik) pada hakekatnya bersama mereka (orang-orang kafir),
(2) memberikan loyalitas dan kasih sayangnya kepada mereka lalu jika bertemu dengan mereka maka orang-orang munafik itu mengatakan,”Sesungguhnya kami
bersama kalian, sesungguhnya kami hanya mengolok-olok orang-orang beriman dengan penampilan kami
yang seolah-olah sejalan dengan mereka.”

3. Manusia bermuka dua paling buruk peranginya.

ﺇِﻥَّ ﺷَﺮَّ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺫُﻭ ﺍﻟْﻮَﺟْﻬَﻴْﻦِ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳَﺄْﺗِﻲ ﻫَﺆُﻟَﺎﺀِ ﺑِﻮَﺟْﻪٍ ﻭَﻫَﺆُﻟَﺎﺀِ
ﺑِﻮَﺟْﻪٍ
Artinya: “Manusia yang paling buruk adalah orang
yang bermuka dua, yang mendatangi kaum dengan
muka tertentu dan mendatangi lainnya dengan muka yang lain.” 
(H.R. Bukhari dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).

4. Allah SWT mengabarkan bahwa orang munafiq hendak menipu-Nya dan perbuatannya akan terbalas.

ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﻤُﻨَﺎﻓِﻘِﻴﻦَ ﻳُﺨَﺎﺩِﻋُﻮﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﻫُﻮَ ﺧَﺎﺩِﻋُﻬُﻢْ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang munafik itu
hendak menipu Allah, dan Allah pun akan membalas
tipuan mereka”. (Q.S. An-Nisa’ [4]: 142).

5. Mereka shalat.

ﺇِﻥَّ ﭐﻟۡﻤُﻨَـٰﻔِﻘِﻴﻦَ ﻳُﺨَـٰﺪِﻋُﻮﻥَ ﭐﻟﻠَّﻪَ ﻭَﻫُﻮَ ﺧَـٰﺪِﻋُﻬُﻢۡ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻗَﺎﻣُﻮٓﺍْ ﺇِﻟَﻰ
ﭐﻟﺼَّﻠَﻮٰﺓِ ﻗَﺎﻣُﻮﺍْ ﻛُﺴَﺎﻟَﻰٰ ﻳُﺮَﺍٓﺀُﻭﻥَ ﭐﻟﻨَّﺎﺱَ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺬۡﻛُﺮُﻭﻥَ ﭐﻟﻠَّﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﻗَﻠِﻴﻼً۬

6. Larangan orang beriman agar tidak menjadikan orang orang kafir menjadi wali (pemimpin/kepercayaan/pembela)...

‏‏( ١٤٣ ‏) ﻳَـٰٓﺄَﻳُّﮩَﺎ ﭐﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮﺍْ ﻟَﺎ
ﺗَﺘَّﺨِﺬُﻭﺍْ ﭐﻟۡﻜَـٰﻔِﺮِﻳﻦَ ﺃَﻭۡﻟِﻴَﺎٓﺀَ ﻣِﻦ ﺩُﻭﻥِ ﭐﻟۡﻤُﺆۡﻣِﻨِﻴﻦَۚ ﺃَﺗُﺮِﻳﺪُﻭﻥَ ﺃَﻥ
ﺗَﺠۡﻌَﻠُﻮﺍْ ﻟِﻠَّﻪِ ﻋَﻠَﻴۡڪُﻢۡ ﺳُﻠۡﻄَـٰﻨً۬ﺎ ﻣُّﺒِﻴﻨًﺎ ‏(١٤٤ ‏) ﺇِﻥَّ ﭐﻟۡﻤُﻨَـٰﻔِﻘِﻴﻦَ ﻓِﻰ
ﭐﻟﺪَّﺭۡﻙِ ﭐﻟۡﺄَﺳۡﻔَﻞِ ﻣِﻦَ ﭐﻟﻨَّﺎﺭِ ﻭَﻟَﻦ ﺗَﺠِﺪَ ﻟَﻬُﻢۡ ﻧَﺼِﻴﺮًﺍ ‏( ١٤٥ )

Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kalian mengambil orang-orang kafir menjadi wali
(pemimpin, kepercayaan, pembela) dengan
meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kalian
mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk
menyiksamu). Sesungguhnya orang-orang munafik itu
(ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka”. (Q.S. An-Nisa [4]: 142-145) .

*Nifaq Kecil dan Besar...*
Perbedaan Antara Nifak Besar dan Nifak Kecil
Antara nifak besar dan nifak kecil terdapat sejumlah
perbedaan, yang paling mencolok ialah nifak besar
dapat mengeluarkan pelakunya dari Islam,
sementara nifak kecil tidak.

1. Nifak besar menggugurkan seluruh amalan
pelakunya, sedangkan nifak kecil tidak.
2. Nifak besar berhubungan dengan perbedaan
antara lahir dan batin dalam hal akidah,
sedangkan nifak kecil berkaitan dengan
perbedaan antara lahir dan batin dalam
masalah perbuatan yang tidak ada
sangkutpautnya dengan akidah.
3. Nifak besar menyebabkan pelakunya kekal di
neraka, sedangkan nifak kecil tidak demikian.
4. Nifak besar tidak akan muncul dari seorang
mukmin, sedangkan nifak kecil terkadang timbul
dari orang mukmin.
5. Ghalibnya, orang yang terserang nifak besar
tidak akan bertobat. Kalau toh bertaubat,
secara lahiriah diperselisihkan statusnya,
apakah diterima taubatnya atau tidak lantaran
perkara tersebut sulit dibedakan karena
pelakunya selalu menampakkan keislaman.
(Lihat: Kitab At-Tauhid hlm. 22 dan Nur Al-Iman
wa Zhulumat An-Nifaq hlm. 41)

ORANG MUNAFIQ TERANCAM MASUK NERAKA JAHANNAM JIKA TIDAK BERTAUBAT!

AMPUNI KAMI DAN SAUDARA KAMI YA ALLAH JIKA KAMI SELALU BERBUAT SALAH DAN LALAI DALAM MENJALANKAN PERINTAH DAN MENJAUHI LARANGAN-MU.

Wassalamu Alaikum Wr. Wb.